Mengenal Dekat Kurikulum Merdeka di Tingkat SMP

Kurikulum Merdeka telah menjadi topik hangat dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah inovasi, kurikulum ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas lebih kepada guru dan siswa, serta berfokus pada pengembangan karakter dan kompetensi. Bagi siswa dan orang tua di tingkat SMP, penting untuk mengenal dekat Kurikulum ini agar dapat beradaptasi dan mengambil manfaat maksimal dari pendekatannya. Kurikulum Merdeka bukan hanya sekadar perubahan nama, melainkan pergeseran filosofi pendidikan dari yang kaku menjadi lebih dinamis dan personal.

Salah satu pilar utama dari Kurikulum Merdeka adalah diferensiasi pembelajaran. Ini berarti guru didorong untuk menyesuaikan metode pengajaran mereka dengan kebutuhan dan gaya belajar unik setiap siswa. Alih-alih menerapkan satu pendekatan yang sama untuk semua, guru dapat menggunakan berbagai strategi untuk memastikan setiap siswa dapat memahami materi. Pada sebuah webinar yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan pada 18 Oktober 2024, seorang narasumber menjelaskan bahwa diferensiasi ini memungkinkan siswa yang cepat dalam belajar untuk melaju lebih dulu, sementara yang membutuhkan waktu lebih dapat diberikan dukungan tambahan. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih inklusif dan efektif.

Selain itu, Kurikulum Merdeka juga memperkenalkan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Ini adalah salah satu inovasi paling signifikan yang harus Anda pahami saat mengenal dekat Kurikulum ini. P5 adalah proyek lintas disiplin yang dirancang untuk mengasah enam dimensi Profil Pelajar Pancasila: beriman, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Proyek-proyek ini sering kali mengambil tema dari isu-isu nyata di masyarakat, seperti pengelolaan sampah atau kewirausahaan sosial. Sebagai contoh, di sebuah SMP di daerah Sleman, Yogyakarta, pada semester genap tahun ajaran 2024, siswa kelas 8 mengerjakan proyek P5 yang bertujuan membuat sabun dari minyak jelantah, sebuah kegiatan yang tidak hanya mengasah kreativitas tetapi juga menumbuhkan kesadaran lingkungan. Proyek semacam ini menunjukkan bahwa pembelajaran tidak hanya terbatas pada teori di dalam kelas.

Penilaian dalam Kurikulum Merdeka juga mengalami perubahan. Penilaian tidak lagi hanya berfokus pada nilai ujian akhir, melainkan mencakup penilaian formatif yang dilakukan sepanjang proses pembelajaran. Ini memberikan umpan balik yang lebih berkelanjutan kepada siswa dan orang tua tentang kemajuan belajar mereka. Dengan cara ini, siswa memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri sebelum ujian akhir.

Kesimpulannya, mengenal dekat Kurikulum Merdeka berarti memahami bahwa fokus pendidikan telah bergeser. Ini bukan lagi tentang mengejar nilai di atas kertas, tetapi tentang membangun karakter, kreativitas, dan kompetensi yang relevan dengan tantangan masa depan. Kurikulum ini memberikan ruang bagi guru untuk berinovasi dan bagi siswa untuk menemukan potensi diri mereka yang sesungguhnya.