Pendidikan karakter, khususnya nilai-nilai kebangsaan, adalah fondasi penting bagi generasi penerus. Di lingkungan Sekolah Menengah Pertama (SMP), upaya menanamkan nasionalisme dapat dilakukan secara efektif melalui media seni dan budaya. Pendekatan ini lebih relevan dan menarik bagi remaja dibandingkan metode ceramah semata, karena seni dan budaya menawarkan pengalaman langsung yang menyentuh emosi dan menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Seni, dalam berbagai bentuknya, adalah cerminan identitas suatu bangsa. Melalui lagu-lagu daerah, tarian tradisional, drama yang mengangkat kisah pahlawan, atau seni rupa yang menggambarkan keindahan alam Indonesia, siswa dapat merasakan kekayaan warisan budaya mereka. Di SMP Negeri 10 Bandung, misalnya, setiap hari Jumat terakhir bulan April 2025, diadakan “Jumat Budaya” di mana siswa menampilkan berbagai kesenian tradisional dari Sabang hingga Merauke. Pertunjukan ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana untuk menanamkan nasionalisme dengan memperkenalkan keragaman budaya Indonesia yang luar biasa. Siswa yang terlibat dalam pementasan, maupun yang menyaksikan, akan merasakan kebanggaan akan warisan leluhur mereka.
Selain itu, integrasi seni dan budaya ke dalam mata pelajaran formal juga sangat efektif. Dalam pelajaran Sejarah, misalnya, siswa dapat diajak untuk membuat diorama atau lukisan yang menggambarkan peristiwa penting dalam perjuangan kemerdekaan. Di SMP Bhinneka Tunggal Ika, Jakarta Selatan, pada tanggal 14 Agustus 2025, guru Sejarah Bapak Amir mengajak siswa membuat poster kreatif tentang tokoh proklamator dengan gaya seni pop art. Kegiatan ini bukan hanya meningkatkan pemahaman sejarah, tetapi juga memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan patriotisme mereka secara artistik. Ini adalah cara yang menyenangkan untuk menanamkan nasionalisme dan mengenang jasa para pahlawan.
Ekstrakurikuler yang berfokus pada seni dan budaya juga memegang peranan penting. Klub tari tradisional, paduan suara lagu daerah, atau kelompok teater yang mementaskan cerita rakyat, adalah wadah yang sangat baik. Pada bulan Juli 2026, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Yogyakarta menyelenggarakan Festival Seni Pelajar SMP se-kota. Acara ini menjadi ajang bagi sekolah-sekolah untuk menampilkan bakat seni siswa dan mempromosikan nilai-nilai kebangsaan melalui pertunjukan. Partisipasi dalam kegiatan semacam ini tidak hanya mengasah bakat seni, tetapi juga memupuk rasa memiliki terhadap budaya sendiri dan kecintaan terhadap Indonesia.
Dengan demikian, seni dan budaya menyediakan jembatan yang kuat dan emosional untuk menanamkan nasionalisme di kalangan siswa SMP. Melalui pengalaman langsung dalam menciptakan atau mengapresiasi karya seni dan budaya, siswa tidak hanya belajar tentang sejarah dan keberagaman bangsa, tetapi juga merasakan kebanggaan yang mendalam akan identitas Indonesia. Ini adalah pendekatan yang efektif untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter kebangsaan yang kuat dan berakar pada budaya luhur.
