Cacing lamban (Anguis fragilis) adalah salah satu spesies reptil yang unik karena penampilannya yang menyerupai ular, meskipun sebenarnya mereka adalah kadal tanpa kaki. Tersebar luas di wilayah Eurasia, spesies reptil ini seringkali ditemukan di berbagai habitat, mulai dari padang rumput, hutan terbuka, hingga taman-taman di perkotaan. Meskipun gerakannya terlihat lambat, cacing lamban memiliki peran ekologis yang penting sebagai predator invertebrata kecil. Artikel ini akan mengulas lebih lanjut mengenai karakteristik fisik, perilaku, dan habitat dari spesies reptil tanpa kaki ini.
Secara fisik, cacing lamban memiliki tubuh silindris yang panjang dan halus, dengan warna yang bervariasi antara abu-abu, cokelat, atau kebiruan. Panjang tubuhnya dapat mencapai hingga 50 cm. Salah satu ciri khas spesies reptil ini adalah kemampuannya untuk memutuskan ekornya (ototomi) saat merasa terancam oleh predator, mirip dengan kadal lainnya. Ekor yang putus akan terus bergerak dan mengalihkan perhatian predator, sementara cacing lamban dapat melarikan diri. Regenerasi ekor memang terjadi, namun biasanya lebih pendek dan berwarna berbeda dari ekor aslinya. Berdasarkan catatan dari ahli herpetologi di Zoological Society of London pada tanggal 11 Agustus 2024, kemampuan ototomi ini merupakan mekanisme pertahanan yang sangat efektif bagi cacing lamban.
Habitat cacing lamban sangat bervariasi di seluruh Eurasia, meliputi sebagian besar Eropa, Asia Kecil, dan Kaukasus. Mereka sering ditemukan bersembunyi di bawah batu, kayu lapuk, atau serasah daun. Sebagai spesies reptil yang aktif di malam hari (nokturnal) atau saat senja dan fajar (krepuskular), mereka mencari makan berupa siput, cacing tanah, serangga, dan invertebrata kecil lainnya. Perilaku mereka yang tenang dan cenderung bersembunyi membuat mereka tidak terlalu sering terlihat. Laporan dari para pengamat alam di Taman Nasional Białowieża, Polandia, pada tanggal 29 Juni 2025 mencatat bahwa populasi cacing lamban cenderung lebih tinggi di area dengan tutupan vegetasi yang padat dan kelembaban yang terjaga.
Meskipun penampilannya menyerupai ular, cacing lamban memiliki beberapa ciri yang membedakannya dari ular dan mengklasifikasikannya sebagai spesies reptil dari kelompok kadal. Mereka memiliki kelopak mata yang dapat bergerak (ular tidak memiliki), lubang telinga eksternal (ular tidak memiliki), dan tulang rahang atas yang menyatu dengan tengkorak (pada ular terpisah). Peran ekologis cacing lamban sebagai predator invertebrata membantu menjaga keseimbangan ekosistem di habitatnya. Namun, populasi mereka dapat terancam oleh hilangnya habitat akibat alih fungsi lahan dan penggunaan pestisida. Upaya konservasi yang bertujuan untuk melindungi habitat alami sangat penting untuk kelestarian spesies reptil tanpa kaki yang unik ini.